Nama saya Nur Anisa atau biasa di sebut
dengan Anisa. Saya dan keluarga saya tinggal di jalan Bung LR.1 NO.11
Tamalanrea Makassar. Saya mempunyai enam
saudara perempuan. Selain itu, saya
adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Banyak yang berkata bahwa anak
bungsu itu selalu bergantung kepada orang tuanya terutama kepada ibunya,
dan semua itu memang benar, saya sampai kini pun masih
sangat bergantung kepada ibu saya.
Kami dan keluarga dari ayah saya sudah lama tinggal di kota makassar, apalagi
ayah memang asli orang makassar. Sedangkan kalau ibu adalah orang jawa timur,
kebanyakan dari keluarga ibu tinggal di sana, tetapi nenek dari ibu kini
tinggal di palopo. Bahkan ada beberapa
orang saudara ibu yang tinggal di sana. Saya memang memiliki enam saudara perempuan, meskipun kami berbeda ibu tapi kami tetap memiliki satu orang ayah. Keluarga kami
cukup terpandang di mata para tetangga dan keluarga jauh kami, yah mungkin
karena perekonomian kami yang sangat tercukupi atau apalah saya juga tak tahu.
Sebenarnya sebelum ayah dan ibu bertemu, ayah pernah menikah lalu di karuniai
empat orang anak perempuan, tetapi
setelah itu istri ayah meninggal dunia semenjak ke empat anak-anaknya masih sangat kecil. Di samping itu ibu juga pernah menikah dengan
seseorang hingga akhirnya memiliki satu
orang anak perempuan, tetapi mereka telah bercerai semenjak anak ibu
juga masih kecil.
Hingga akhirnya
ayah dan ibu pun bertemu dan akhirnya mereka pun menikah serta di karuniai
dua orang anak perempuan di antaranya
saya dan bahkan selama ayah dan ibu menikah, ibulah yang membantu ayah merawat
anak-anaknya mereka sampai besar bahkan sampai mereka berumah tangga
masing-masing. Setelah ibu menikah dengan ayah, ibu memutuskan untuk tinggal
dan menetap di kota makassar, apalagi dengan pekerjaan ayah yang bekeja menjual
beli tanah atau di sebut dengan WIRASWASTA. Setelah
semua kakak-kakakku menyelesaikan pendidikan sampai di perguruan tinggi,
dan telah bekerja, kelima kakak-kakakku
telah berumah tangga masing-masing dan memiliki rumah masing-masing. Tinggal
aku dan kakak aku yang masih sekolah di saat itu. Waktu itu saya baru saja menduduki bangku
kelas satu SMP, sedangkan kakak saya menduduki bangku SMA kelas dua. Hingga akhirnya ayah pun mulai sakit-sakitan
dan meninggal dunia. Kami semua sangat
terpukul atas kepergian ayah terutama ibu, karena telah bertahun-tahun menemani ayah
bahkan merawat ayah di rumah sakit sampai ayah meninggalkan kami semua.
Ketika itu saya sangat
tidak percaya kalau ayah telah pergi meninggalkan kami semua. Sejujurnya saya
tidak rela karena ayah meninggalkan kami, tetapi seiring berjalannya waktu,
saya pun mulai menyadari bahwa saya harus menerima dan ikhlas menerima cobaan
yang tuhan berikan kepada keluarga saya. Saya yakin jika kami mengikhlaskan
ayah pergi, dia akan bahagia di alam sana, kami juga selalu mendoakan ayah
setiap saat. Setelah
kepergian ayah, kami pun menjalani kehidupan seperti biasanya. Akhirnya lama-kelamaan perekonomian keluarga kami mulai menipis
karna biaya untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah kami yang cukup
banyak, apalagi ibu tidak kerja dan tidak ada yang memberikan penghasilan tiap
bulan seperti dulu lagi.
Tapi alhamdulilah tuhan masih memberi
kami rezki karena ayah telah memberikan warisan kepada kami berupa kamar
kos-kosan, meskipun begitu kehidupan perekonomian kami masih tidak tercukupi
apalagi untuk biaya sekolah kami, sampai-sampai jika ibu tidak memiliki biaya
untuk sekolah kami ibu terpaksa berhutang kepada orang agar kami masih bisa
tetap melanjutkan sekolah kami. Dan
alhamdulilah jika ada yang membayar biaya kos-kosan ibu langsung melunasi
hutang yang pernah kami pinjam.
Begitulah kehidupan kami setelah di tinggal oleh ayah. Setelah
tiga tahun berjalannya waktu, saya pun akhirnya lulus SMP dan berniat
melanjutkan sekolah di bangku SMA, di samping itu kakak juga akhirnya lulus SMA
dan berniat melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi. Meskipun kerekonomian keluarga kami terkadang tidak
mencukupi, tetapi ibu selalu mendukung kami untuk melanjutkan pendidikan hingga
di perguruan tinggi dan itu pula lah yang kami inginkan, sampai akhirnya kakak
melanjutkan kuliah S1 dan saya melanjutkan sekolah di bangku SMA. Awal
masuk SMA sebenarnya saya takut ,
saya takut karena tidak memiliki teman, tetapi lama-kelamaan akhirnya saya pun
memiliki empat sahabat-sahabat yang baik kepada
saya. Saya sangat senang bisa mengenal
dan bersahabat dengan mereka, mereka juga tidak memandang kaya atau miskinnya seseorang, bahkan tidak memandang pintar atau
bodohnya seseorang, tapi mereka melihat dari hati dari seseorang itu, saya
senang bisa memiliki sahabat seperti mereka yang menerimaku apa adanya dan
tidak memandang siapa diriku. Kami
berlima selalu bersama-sama, di kelas, di kantin bahkan jika ada acara di luar
sekolah pun kami berlima tidak pernah
terpisah. Yaah meski begitu terkadang kami bertengkar karena perkataan
orang-orang yang selalu berusaha
mengadudomba kami, entah mengapa ada orang yang tidak menyukai kami
berlima bersahabat padahal kami tidak pernah menyakiti hati mereka. Ternyata
apa yang dikatakan kebanyakan orang itu benar bahwa masa-masa SMA itu sangatlah
indah, apalagi jika bersama sahabat-sahabat ku .
hingga akhirnya kami pun berpisah pada
saat lulus SMA di tahun 2011. Setelah luls SMA, saya berniat untuk menganggur
selama setahun karena kurangnya biaya untuk melanjutkan perkulahan, jdi saya
berniat untuk menganggur selama setahun dan bekerja pada saat itu.
Setelah memasuki
dunia kerja, karena suatu kebanggaan tersendiri buat saya karena bisa bekerja,
tetapi saya masih tetap bergantung kepada orang tua. Setelah beberapa bulan
bekerja, sayay memutuskan untuk membeli motor dengan hasil keringat saya sendiri
meskipun hanya cicilan perbulan tapi saya bangga karena masih bisa membeli
dengan hasil kerja saya selama ini
Tidak
terasa setahun saya bekerja setelah
lulus SMA, akhirnya ibu dan kakak-kakak saya memutuskan untuk menyuruh saya
melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi. Dan akhirnya saya pun masuk di
perguruan tinggi di tahun 2012 dan
menjadi status mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Managemen atau STIM LPI di
salah satu perguruan tinggi di Makassar. Meskipun saat ini saya kuliah tetapi
saya masih melanjutkan pekerjaan saya yaitu sebagai SPG atau SALES PROMOSIEN
GIRL di PT.Santos Jaya Abadi atau di kantor Kapal Api di Makassar. Awalnya,
saya merasa lelah dengan keseharian saya yang pagi harus ke kampus dan siangnya
harus masuk kerja, tetapi lama-kelamaan saya sudah terbiasa dengan semua itu
dan semua ini saya lakukan karena saya yakin suatu saat nanti saya bisa
secepatnya lulus kuliah dan bisa bekerja serta bisa membahagiakan ibu dan
keluarga saya nanti.